Pembabakan sejarah filsafat barat dapat
diuraikan secara umum sebagai berikut:
Filsafat Barat terbagi atas:
Filsafat Barat terbagi atas:
1.
Filsafat
Klasik
Periode: 6SM-3M
Tokoh: Sokrates
Tema:Alam, Kebenaran hidup, Etika, Moral, Politik
Periode: 6SM-3M
Tokoh: Sokrates
Tema:Alam, Kebenaran hidup, Etika, Moral, Politik
2.
Filsafat
Abad Pertengahan
Periode: 3M-14M (atau ada pula yang menetapkan 1M-14M)
Tokoh: terbagi atas dua kelompok.
Patristik: Agustinus
Skolastik: Thomas Aquinas
Tema:Religiusitas, semua hal dikaitkan dengan ajaran Kristiani
Periode: 3M-14M (atau ada pula yang menetapkan 1M-14M)
Tokoh: terbagi atas dua kelompok.
Patristik: Agustinus
Skolastik: Thomas Aquinas
Tema:Religiusitas, semua hal dikaitkan dengan ajaran Kristiani
3.
Filsafat
Moderen
Periode: 15M-19M
Filsafat moderen terbagi atas 3 pembabakan:
Periode: 15M-19M
Filsafat moderen terbagi atas 3 pembabakan:
·
Renaissans
Periode: 15M-17M
Tokoh: Rene Descartes
Tema:Rasio sebagai dasar kebenaran
Periode: 15M-17M
Tokoh: Rene Descartes
Tema:Rasio sebagai dasar kebenaran
·
Aufklarung
(Enlightment-Pencerahan)
Periode: 18M
Tokoh: Emmanuel Kant
Tema: Penggabungan antara Rasio dengan Empiris
Periode: 18M
Tokoh: Emmanuel Kant
Tema: Penggabungan antara Rasio dengan Empiris
·
Romantisme
Periode: 18M paruh ke-2
Tokoh:Hegel
Tema: Kritik atas Aufklarung
Periode: 18M paruh ke-2
Tokoh:Hegel
Tema: Kritik atas Aufklarung
4.
Filsafat
Kontemporer
Periode:19M-...
Tokoh: Heidegger
Tema: Cabang dari ilmu filsafat mulai berkembang (lahirnya eksistensialisme dst.)
Periode:19M-...
Tokoh: Heidegger
Tema: Cabang dari ilmu filsafat mulai berkembang (lahirnya eksistensialisme dst.)
Penjabaran umum mengenai
Pembabakan dalam Filsafat Moderen
Pembabakan dalam filsafat moderen
terbagi atas tiga babak yakni Renaissans, Aufklarung,
dan Romantisme. Setiap pembagian ditandai dengan tokoh, waktu, dan tema
yang berbeda.
Renaissans
v
Secara
etimologi, Renaissans berarti kelahiran kembali.
v
Secara
substansial, Renaissans berarti: Cultural
Movement-Pergerakan kultural dan Intelektual yang hendak membangkitkan
kembali sumber-sumber kultural klasik yang ditulis dalam bahasa Yunani kuno.
v
Masa
ini ditandai dengan:
o
Gairah
membaca kembali sumber-sumber klasik yang dalam bahasa Latin dan Yunani.
o
Perkembangan
pesat dalam berbagai bidang seperti:
a. Seni, para pelopornya seperti Michaelangelo, Leonardo Da vinci.
b. Agama, para pelopor protestanisme seperti Martin Luther, John Calvin.
c. Ilmu pengetahuan, para pelopornya seperti Galileo Galilei.
d. Dalam bidang politik para pelopor sepert Niccolo Machiavelli, John Locke, Thomas Hobbes, Vasco da Gama.
a. Seni, para pelopornya seperti Michaelangelo, Leonardo Da vinci.
b. Agama, para pelopor protestanisme seperti Martin Luther, John Calvin.
c. Ilmu pengetahuan, para pelopornya seperti Galileo Galilei.
d. Dalam bidang politik para pelopor sepert Niccolo Machiavelli, John Locke, Thomas Hobbes, Vasco da Gama.
Renaisaans berawal dari Italia, lebih
tepatnya Florence dari keluarga Medici. Dari Italia barulah menyebar ke seluruh
daratan Eropa.
Perlu diketahui bahwa Renaissans merupakan jembatan dari Filsafat Abad Pertengahan menuju Filsafat Kontemporer.
Perlu diketahui bahwa Renaissans merupakan jembatan dari Filsafat Abad Pertengahan menuju Filsafat Kontemporer.
Pokok-pokok
pemikiran beberapa tokoh filsafat moderen.
1.
Niccolo
Machiavelli
Machiavelli
merupakan salah satu pelopor dalam bidang politik. Karyanya yang terkenal
berjudul Sang Penguasa. Secara garis
besar hal yang ingin ditekankan ialah hendaknya para penguasa memiliki standar
ganda, satu untuk dirinya sendiri dan satu untuk rakyat. Sang penguasa dapat
cerdik seperti rubah dalam mengenali perangkap dan berani seperti singa dalam
mengusir penyerang. Karya lainnya pula ialah Deus Homini Deus berisi hubungan antarbangsa dan Homo Homini Lupus berisi hubungan
antarmanusia.
2.
Thomas
Hobbes
Gagasan
politiknya menekankan secara jelas mengenai kepemilikan. Selain itu pada
manusia hanyalah ada kecurigaan dan hidup bersama pasti tidak pernah bisa
damai. Kecurigaan antarmanusia bisa dilihat dari contoh keseharian. Adanya
pagar pada rumah menjadi tanda bahwa sang pemilik rumah pasti menaruh rasa
curiga terhadap orang di sekitar. Dari pagar menuju ke pintu dan dinding.
Sesama anggota rumah pun menaruh rasa curiga, dalam rumah masih terbagi dalam
kamar-kamar, dan ada laci-laci pribadi. Adanya rasa curiga dan privasi yang
tidak ingin diketahui orang lain.
3.
Rene
Descartes
Rene
Descartes menjadi penanda dari zaman filsafat moderen. Ia pun dijuluki Bapak
Filsafat Moderen. Pemikirannya didasarkan pada kekuatan rasio dan terkenal
dengan istilah latin Cogito Ergo Sum,
yang berarti ‘Saya berpikir maka saya ada’. Latar belakang pemikirannya secara
umum dapat dijabarkan sebagai berikut:
v Ia mulai
meragukan segala yang ada maupun realita. Ia mulai meragukan aktifitas tertentu
seperti mengajar. Apakah saya sungguh sedang mengajar (kehadirannya sungguh
nyata untuk mengajar)? Atau saya sedang bermimpi tentang mengajar.
v Anggapan ini
datang dari pihak yang membuatnya menjadi ragu-ragu, pihak ini ia sebut Evil Genius, membuat seolah-olah menjadi
ada, menjadi realita padahal sebenarnya tidak atau sebaliknya. Hal ini
membuatnya menjadi meragukan segala sesuatu.
v Pemecahannya
berujung pada pernyataan bahwa ‘Dia yang ragu-ragu akan segala sesuatu itu pasti ada’. Muncullah pernyataan dia
yang terkenal itu, saya berpikir maka
saya ada.
Konsekuensi
dari pemikiran ini yakni Metode Descartes. Contoh yang ia gambarkan adalah
segitiga itu ada atau tidak? Segita selama ini adalah berbagai materi yang
dibentuk segitiga. Kayu yang dibentuk segitiga. Kertas yang digambar segita.
Sementara segitiga itu sendiri tidak ada dan tidak nyata. Ia memakai metode ini
dalam kerangka pembuktian eksistensi
Allah.
Jaminan
kebenaran logis Descartes adalah Allah, rasio yang dapat dipercaya. Hal ini
disebabkan:
a. Eksistensi Allah digambarkan seperti contoh pada konsep segitiga di atas.
b. Allah, jauh sebelumnya telah menanamkan ide tentang Allah pada manusia.
a. Eksistensi Allah digambarkan seperti contoh pada konsep segitiga di atas.
b. Allah, jauh sebelumnya telah menanamkan ide tentang Allah pada manusia.
Rene Descartes
juga memaparkan pemikirannya mengenai dualisme.
·
Manusia
terdiri atas dua unsur yang utama, yaitu res
extensa yang berarti kebertubuhan atau perihal fisik (body) pada manusia dan res
cogitan (mind) yang berari
pikiran atau berkaitan dengan berpikir.
·
Pembagian
itu bersifat rasional dikotonomis,
yang selanjutnya body and mind akan
membentuk psyche sementar mind lebih cenderung pada pneuma.
·
Menurut
Descartes, yang kekal itu adalah Roh (pneuma).
Roh masuk ke dalam tubuh maka terciptalah juga jiwa (psyche).
·
Konsenkuensi
dari dualisme ialah pemikiran selanjutnya akan selalu berkutat di permasalahan mind and body. Bagi kehidupan manusia,
Descartes telah memberi batasan yang sangat jelas. Orang yang sakit badan/fisik
disembuhkan dengan dokter/tenaga medis. Untuk sakit jiwa ialah psikiater, dan
untuk sakit roh barulah disembuhkan dengan rohaniwan. Ketiga hal ini tidak
dapat dipertukarkan.
Aufklarung-The Age of Reason (zaman
pencerahan)
· Definisi
secara substansial ialah gerakan kultural dan intelektual yang menekankan
keutamaan akal budi sebagai dasar dari kebenaran dan melepaskan segala sesuatu
yang tidak terkait dengan akal budi atau rasio. Gerakan ini berlangsung selama
40 tahun di Jerman.
·
Beberapa
pokok pemikiran para tokoh aufklarung adalah sebagai berikut:
1.
Immanuel
Kant
Pokok
pemikiran Kant adalah usahanya untuk mensintesiskan pemikiran Descartes (yang
mengutamakan rasio sebagai penjamin kebenaran) dengan pemikiran David Hume
(yang mengutamakan pengalaman/empirik sebagai penjamin kebenaran). Metode Kant
yang terkenal ialah: Metode Sintetik
Apriori.
Beberapa poin penting mengenai metode ini
ialah:
·
Unsur-unsur
apriori terdapat dalam pengetahuan dan unsur-unsur empiris terdapat dalam
realita.
·
Pertemuan
antara rasio dengan empirik akan menghasilkan kebenaran.
·
Kebenaran
ditinjau dari dua sisi, Subjek sebagai rasio dan Objek sebagai empirik atau
realita.
Selain itu, Kant juga menekankan
mengenai kategori. Perbedaan fenomena
didasarkan pada bentuk dan waktu. Bagaimana membedakan kayu dengan bangku
kayu?tentu secara materi adalah sama, namun secara bentuk itu berbeda. Kaitan
antara substansi dan forma sangat ditekankan.
Romantisme
·
Latar
belakang muncul aliran ini ialah penekanan yang kuat terhadap rasio sebagai
dasar dari kebenaran.
·
Romantisme
merupakan kritik terhadap Aufklarung.
· Kebenaran
tidak hanya didasarkan pada intektual tetapi juga mempertimbangkan unsur
perasaan sebagai dasar kebenaran.
· Para
tokoh idealisme Jerman termasuk dalam masa ini, mereka diantaranya ialah
Fichte, Schelling, dan Hegel. Romantisme berpuncak pada Hegel.
Pokok pemikiran
tokoh Romantisme
1.
Hegel
Terkenal dengan pernyataannya yang berbunyi ‘Yang nyata itu rasional dan yang rasional itu nyata.’ Dasar dari pemikirannya bahwa segala sesuatu saling terkait, tidak ada sesuatu pun yang terpisah.
Terkenal dengan pernyataannya yang berbunyi ‘Yang nyata itu rasional dan yang rasional itu nyata.’ Dasar dari pemikirannya bahwa segala sesuatu saling terkait, tidak ada sesuatu pun yang terpisah.
Kenyataan umum
itu adalah Ide Absolut. Pandangannya terbagi atas ide mengenai Roh Absolut dan
Roh Terbatas.
Roh Absolut ini
mengubah dari keadaan abstrak universal menuju konkret universal. Hal ini pun
berkaitan dengan Dialetik mengenai
tesis dan antitesis yang menghasilkan sintesis.
Contoh tesis:
Ada (being), antitesis: Tidak ada (nothing), dan sintesisnya: Menjadi (becoming). Contoh lain, tesis: seni,
antitesis: agama, dan sintesis: filsafat (segalanya pun akan bermuara pada
filsafat).
Perantara Menuju Filsafat Kontemporer
Tema yang diajukan ialah Allah, alam, dan manusia (materialis).
Tokoh-tokoh yang menjadi perantara tersebut diantaranya:
Tema yang diajukan ialah Allah, alam, dan manusia (materialis).
Tokoh-tokoh yang menjadi perantara tersebut diantaranya:
1.
Feuerbach
Idenya mengenai Allah cukup keras. Baginya, Allah merupakan hasil dari proyeksi manusia. Allah itu tidak ada. Ide mengenai Allah muncul ketika manusia butuh kebaikan, maka muncullah ide tentang subjek yang Maha baik itu, yaitu Allah. Secara sederhana ia hendak mengatakan bahwa Teologi itu merupakan proyeksi dari Antropologi.
Idenya mengenai Allah cukup keras. Baginya, Allah merupakan hasil dari proyeksi manusia. Allah itu tidak ada. Ide mengenai Allah muncul ketika manusia butuh kebaikan, maka muncullah ide tentang subjek yang Maha baik itu, yaitu Allah. Secara sederhana ia hendak mengatakan bahwa Teologi itu merupakan proyeksi dari Antropologi.
2.
Karl
Marx
gagasannya mengenai Allah tertuang dalam pernyataanya yakni agama ialah candu masyarkat. Orang pergi ke Gereja dan sepulangnya dari sana, perubahan akan hidup yang sejahtera pun tidak terjadi. Agama hanya menina-bobokan manusia, tidak mendorong adanya perubahaan akan kenyataan. Agama menjadikan manusia tidak sadar akan realitasnya, membawanya hanya hidup dalam angan-angan.
Kritiknya terhadap kaum kapitalis ialah manusia menjadi terasing akan hasil karyanya sendiri. Hanya para pemilik modal-lah yang bisa menikmati hasil kerja dari manusia itu.
gagasannya mengenai Allah tertuang dalam pernyataanya yakni agama ialah candu masyarkat. Orang pergi ke Gereja dan sepulangnya dari sana, perubahan akan hidup yang sejahtera pun tidak terjadi. Agama hanya menina-bobokan manusia, tidak mendorong adanya perubahaan akan kenyataan. Agama menjadikan manusia tidak sadar akan realitasnya, membawanya hanya hidup dalam angan-angan.
Kritiknya terhadap kaum kapitalis ialah manusia menjadi terasing akan hasil karyanya sendiri. Hanya para pemilik modal-lah yang bisa menikmati hasil kerja dari manusia itu.
3.
Nietzsche
Idenya yang cukup keras yakni kehendak untuk berkuasa (will to power). Dalam gagasan tersebut, ia menyatakan Allah itu sudah mati/konsep nihilisme. Hal ini berangkat dari konsep Allah sebagai nilai tertinggi pasti mempunyai nilai turunan. Nilai-nilai turunan itu adalah manusia, manusia malah melawan dan menghancurkan nilai-nilai tersebut. Konsekuensi logisnya ialah Allah sebagai nilai tertinggi sudah mati. Nietzsche beranggapan manusia harus keluar dan tidak bergantung dari Allah, manusia power-uber man.
Idenya yang cukup keras yakni kehendak untuk berkuasa (will to power). Dalam gagasan tersebut, ia menyatakan Allah itu sudah mati/konsep nihilisme. Hal ini berangkat dari konsep Allah sebagai nilai tertinggi pasti mempunyai nilai turunan. Nilai-nilai turunan itu adalah manusia, manusia malah melawan dan menghancurkan nilai-nilai tersebut. Konsekuensi logisnya ialah Allah sebagai nilai tertinggi sudah mati. Nietzsche beranggapan manusia harus keluar dan tidak bergantung dari Allah, manusia power-uber man.
Filsafat Kontemporer
Filsafat Kontemporer terbagi atas:
·
Eksistensialisme
Berkembang di daratan Eropa
Tokoh-tokohnya seperti: Heidegger, Kierkegaard
Berkembang di daratan Eropa
Tokoh-tokohnya seperti: Heidegger, Kierkegaard
·
Fenomenologi
Tokohnya seperti: Husserl
Baik eksistensialisme maupun fenomenologi, keduanya disebut pula Filsafat Kontinental. Filsafat ini merupakan imbangan dari filsafat analitik.
Tokohnya seperti: Husserl
Baik eksistensialisme maupun fenomenologi, keduanya disebut pula Filsafat Kontinental. Filsafat ini merupakan imbangan dari filsafat analitik.
·
Positivisme
Tokohnya seperti: Auguste Comte
Tokohnya seperti: Auguste Comte
·
Pragmatisme
Tokohnya seperti: William James
Tokohnya seperti: William James
·
Filsafat
Analitik
Filsafat ini dikembangkan oleh bangsa-bangsa yang berbahasa inggris seperti Amerika, Australia, Selandia Baru, Skandinavia. Disebut juga dengan istilah filsafat Anglosaxon.
Tokoh-tokohnya seperti Wittgenstein, Karl Poper yang terkenal dengan gagasannya mengenai falsifikasi. Pembuktian pada kebenaran jangan melalui jalur verifikasi tetapi melalui jalur falsifikasi, carilah alasan-alasan logis yang bisa menjatuhkan teori tersebut. Kalau tidak ada, berarti teori itu dapat dikatakan teori yang paling benar untuk masa itu. Kemungkinan selalu ada teori baru di hari depan.
Filsafat ini dikembangkan oleh bangsa-bangsa yang berbahasa inggris seperti Amerika, Australia, Selandia Baru, Skandinavia. Disebut juga dengan istilah filsafat Anglosaxon.
Tokoh-tokohnya seperti Wittgenstein, Karl Poper yang terkenal dengan gagasannya mengenai falsifikasi. Pembuktian pada kebenaran jangan melalui jalur verifikasi tetapi melalui jalur falsifikasi, carilah alasan-alasan logis yang bisa menjatuhkan teori tersebut. Kalau tidak ada, berarti teori itu dapat dikatakan teori yang paling benar untuk masa itu. Kemungkinan selalu ada teori baru di hari depan.
Sumber: Mata Kuliah Filsafat, Fakultas Filsafat UNPAR
0 comments:
Posting Komentar